Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wuku Langkir - Batara Kala


Wuku Langkir mengambil nama dari anak Prabu Watugunung dan Dewi Sinta. nomor sebelas.

Penggambaran Wuku Langkir menurut keterangan gambar adalah sebagai berikut:
Raden Langkir (kiri) menghadap Batara Kala
Pohonnya adalah pohon Cemara dan Kayu Ingas
burungnya adalah burung Gemak atau burung Puyuh

Ciri-ciri, keberuntungannya, Perwatakan dan sikap Wuku Langkir menurut primbon jawa adalah sesuai dengan penggambaran watak dari Batara Kala yaitu:
Dewa yang menaungi wuku Langkir adalah Batara Kala
Kelebihannya: pemberani, ditakuti orang
Kekurangannya: tidak memikirkan diri sendiri, cenderung nekat. Mempunyai watak iri dengki sehingga tidak dapat dijadikan pelindung
Pohonnya adalah Pohon Cemara menumpang di pohon Ingas, mempunyai watak hatinya panas, tidak baik didekati karena dapat terkena imbasnya. Orang yang berada alam naungan Wuku Langkir tidak dapat diharapkan pertolongannya.
Burungnya adalah burung Puyuh. wataknya tidak takut kepada siapa pun termasuk musuhnya.
Bencananya : berkelahi dan kecurian.
Hari naas : Sabtu Pahing.
Hari baik : tidak menentu.

Untuk mencegah agar terhindar dari celaka perlu mengupayakan slametan. Caranya adalah membuat Nasi Gurih sapitrah (3,5 kg) dengan cara diliwet/dimasak dengan cara di-dang (memakai kukusan), lauknya daging kambing dimasak lembaran, serta ikan air tawar dan gudangan mentah disertai doa keselamatan.

Selain itu, setelah slametan selama 7 hari yang bersangkutan tidak boleh pergi ke arah Tenggara, karena letak Kala berada di Barat Laut.

5 komentar untuk "Wuku Langkir - Batara Kala"

  1. Aku Ndak suka aku gak sejalan

    BalasHapus
    Balasan
    1. tirakat bro, menanam padi pasti tumbuh rumput. bukan sebalik nya, rumput diibaratkan ilmu + tirakat

      Hapus
  2. leluhur dulu, tirakat nya besar, karena tirakat itu (sepertiorang sekolah, semakin tinggi, semakin mampu merasakan/melihat dimana orang lain,tidak bisa melihat nya, sekolah disini pendalaman agama, tirakat disini arti nya ibadah, mampu mengesampingkan urusan keduniaan,contohnya presiden jokowi, cara duduk di lantai nya khas, beliau makan malam nya aja jam 1 malam, ada yg bisa???itulah kenapa dengan pendidikan tinggi sangat menghargai warisan leluhur, tidak bisa menguasai se asean bahkan sampe teluk giblartar kalo tirkatnya ga tinggi.

    BalasHapus
  3. Jauh dengan pribadiku tentang semuanya ini diatas

    BalasHapus
  4. Makasih penjelasanya

    BalasHapus